Mojokerto - Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur (Jatim) melaksanakan kegiatan Orientasi BKB KIT dan Penggunaan KKA di Kelompok BKB Tingkat Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur yang diikuti oleh kader BKB penerima manfaat sarana BKB KIT Stunting dari Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto sejumlah 100 orang.
Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) adalah program yang dibentuk oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk membantu keluarga dalam membina tumbuh kembang balita secara optimal.
Program BKB bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan orang tua dalam mendidik anak usia balita. Sasaran program BKB adalah keluarga atau orang tua yang memiliki anak usia 0–5 tahun.
Kegiatan Orientasi ini dilaksanakan di Hotel Aston Mojokerto, pada Rabu-Kamis (21-22 Agustus 2024) yang dibuka oleh Ketua Tim Kerja KKPS Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra. Sofia Hanik, M.M.
Dalam sambutannya, Sofia Hanik menyampaikan tujuan dari kegiatan ini yaitu bahwa peran orang tua dalam menciptakan keharmonisan hubungan antara anak dengan orangtuanya sangat dibutuhkan.
“Keharmonisan dalam keluarga akan mempengaruhi tumbuh kembang dan psikologis anak secara mental dengan melalui pendidikan sosial, budaya dan agama. Sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan memiliki mental yang baik, ” kata Hanik.
Baca juga:
Immanuel Macron VS Politisi Indonesia
|
Dalam kegiatan tersebut juga disampaikan terkait penggunaan BKB KIT dan pemantauan tumbuh kembang balita menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA) agar keluarga-keluarga yang memiliki balita dapat memantau tumbuh kembang balita dengan baik sesuai tahapan usia.
KKA (Kartu Kembang Anak) adalah kartu yang dikeluarkan oleh BKKBN untuk memantau kegiatan pengasuhan orang tua dan tumbuh kembang anak.
KKA dapat digunakan untuk memantau perkembangan anak secara bertahap setiap bulan mulai dari 0 sampai 72 bulan (6 tahun).
“Kegiatan Orientasi BKB KIT dan Penggunaan KKA ini merupakan langkah awal kita untuk dapat memantau perkembangan anak sejak dari usia dini, yang mana dengan menggunakan KKA, kita bisa mengetahui perkembangan balita sejak awal apakah terindikasi Stunting atau tidak dengan memantau perkembangannya melalui KKA, ” ujar Hanik.
Melalui kegiatan ini diharapkan para pengelola, kader, dan orang tua perlu dapat mengetahui dan paham cara memantau perkembangan balita dengan menggunakan kartu kembang anak (KKA) sebagai salah satu alat untuk memantau perkembangan anak guna mencegah terjadinya balita stunting.
Di akhir kegiatan, peserta membuat Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk dapat membentuk dan menyelenggarakan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) di kelompok BKB masing-masing sehingga seluruh keluarga ibu hamil dan ibu baduta terpapar pengetahuan pentingnya pengasuhan di masa 1000 HPK.
Para kader sangat antusias dan aktif berdiskusi dalam kegiatan orientasi ini.@Red.